Rabu, 04 November 2015

Garis Lintang dan Garis Bujur serta Proyeksi Peta

Quis V PEMETAAN SUMBER HAYATI LAUT
Nama  : Martina Novalia Pasaribu
Npm    : E1i013042
Prodi   : Ilmu Kelautan. Universitas Bengkulu

GARIS LINTANG DAN GARIS BUJUR
Bagi seorang pelaut professional kemampuan membaca peta adalah keterampilan yang harus dimiliki. Terutama untuk personil deck. Untuk menentukan jalur pelayarannya hingga ke pelabuhan tujuan sangat tergantung dengan kemampuan itu. Meskipun perlengkapan GPS dewasa ini sudah banyak digunakan dalam pelayaran. Pada periode tertentu, biasanya ditentukan setelah setengah atau satu jam, posisi kapal harus diketahui sehingga jika arah kapal keluar dari jalur bisa segera dikoreksi. Menentukan posisi kapal hanya mungkin dilakukan jika pelaut mampu menentukan titik koordinat pada peta. Setelah diketahui koordinatnya, posisi pada peta bisa segera disebutkan.      
                             Garis Lintang dan Garis Bujur - Bunyu Online
Sedangkan yang disebut koordinat adalah titik pertemuan (titik potong) antara Garis Lintang dan Bujur. Jika suatu tempat sudah bisa disebutkan Garis Lintang dan Bujur-nya maka dapat segera dicari posisinya pada peta yang sudah dilengkapi dengan kedua garis tersebut. Kita hanya tinggal melihat angka derajatnya yang tertulis pada sisi gambar peta. Titik pertemuan kedua garis itu dianggap telah menyebutkan posisi suatu tempat pada peta.
                    http://lh3.ggpht.com/_GO9HNyFwH-k/TFjp6xAP7sI/AAAAAAAAAKM/j-evTxcszR8/s320/long_lat.jpg
Dalam menentukan titik koordinat, orang sangat dibantu dengan adanya garis lintangdan garis bujur, dua garis maya yang sangat berperan penting dalam pemetaan.  Garis lintang itu adalah garis maya yang melingkari bumi ditarik dari arah barat hingga ke timur atau sebaliknya , sejajar dengan equator (garis khatulistiwa). Garis lintang terus melingkari bumi, dari equator hingga ke bagian kutub utara dan kutub selatan bumi. Menurut penamaannya, kelompok garis yang berada di sebelah selatan equator disebut Lintang Selatan (S). Sedangkan kelompok garis yang berada di sebelah utara equator disebut Lintang Utara (U). Jarak antar garis dihitung dalam satuan derajat. Garis lintang yang tepat berada pada garis khatulistiwa disebut sebagai 0º (nol derajat). Makin ke utara atau ke selatan, angka derajatnya makin besar hingga pada angka 90º (Sembilan puluh derajat) pada ujung kutub utara atau kutub selatan. Satuan derajat bisa juga disebut Jam sehingga setiap derajat terbagi menjadi 60 menit (diberi symbol ") dan setiap menit terbagi lagi menjadi 60 detik (diberi symbol '). Jika misalnya garis lintang suatu tempat tertulis seperti ini : 57º 27" 14' S, maka dibaca sebagai 57 derajat 27 menit 14 detik Lintang Selatan. Pada system pemetaan internasional huruf U sebagai Lintang Utara diganti dengan huruf N (North). Sedangkan Lintang Selatan tetap menggunakan huruf S karena Selatan dalam bahasa Inggris (South) juga berawalan huruf S.

            Yang disebut sebagai Garis Bujur adalah garis maya yang ditarik dari kutub utara hingga ke kutub selatan atau sebaliknya. Dengan pengetahuan seperti itu berarti derajat antar garis bujur semakin melebar di daerah khatulistiwa dan makin menyempit di daerah kutub. Jika pada Garis Lintang, daerah yang dilalui garis khatulistiwa (equator dianggap) sebagai nol derajat, untuk Garis Bujur, tempat yang dianggap sebagai nol derajat adalah garis dari kutub utara ke kutub selatan yang tepat melintasi kota Greenwich di Inggris. Jadi, garis bujur yang berada di sebelah barat Greenwich disebut Bujur Barat dan garis yang berada disebelah timur disebut Bujur Timur. Jarak kedua garis bujur itu dari Greenwich hingga pada batas 180º (seratus delapan puluh derajat). Pada jarak itu, Bujur Barat dan Bujur Timur kembali bertemu.

                                
300px_Coordinates
Garis bujur inilah yang pada perkembangannya dijadikan sebagai patokan dalam menentukan waktu di berbagai belahan dunia. Sehingga sering kali pada setiap kapal terdapat dua jam yang digunakan. Jam yang menunjukkan waktu berdasarkan waktu di kota Greenwich dan jam yang menunjukkan waktu lokal atau berdasarkan matahari. Selisih dari dua jam yang berbeda itulah para pelaut secara praktis dapat menentukan derajat garis bujur dimana mereka berada. Sama seperti garis lintang, jarak antar garis bujur juga disebutkan dalam satuan derajat. Penulisannya pada koordinat juga sama seperti penulisan untuk Garis Lintang. Yang membedakan hanyalah symbol huruf di belakangnya. Misalnya huruf B untuk Bujur Barat dan huruf T untuk Bujur Timur. Pada peta internasional, huruf E (East) untuk Bujur Timur dan huruf W (West) untuk Bujur Barat.
            Ternyata pengetahuan tentang Garis Lintang dan Bujur ini sudah cukup lama didapat orang. Kabarnya Eratosthenes, seorang ahli matematika dan juga seorang ahli geografi dari Yunani sudah pernah membicarakan tentang Garis Lintang dan Bujur ini pada abad ketiga sebelum masehi. Dan pada abad kedua setelah masehi, Hipparchus adalah orang yang dianggap pertama kali menggunakan kedua garis ini untuk menentukan posisi suatu tempat. Di kemudian hari pengetahuan dan penggunaan Garis Lintang dan Bujur makin disempurnakan oleh para ahli setelah mereka berdua.

sumber :
wikipedia.org
http://www.bunyu-online.com 
http://yasiranak252.blogspot.com

Pengertian dan Macam Proyeksi Peta

Suatu peta merupakan penyajian grafis yang menggambarkan permukaan bumi, yang berbentuk lengkung (permukaan seperti bola) menjadi penyajian pada bidang datar. Perubahan penyajian dan bidang lengkung ke bidang datar ini, mempunyai konsekuensi adanya kesalahan, apalagi daerah yang dipetakan mencakup daerah yang luas, apalagi seluas permukaan bumi. Sistem transformasi dan permukaan bumi yang berbentuk bola ke permukaan bidang datar ini disebut proyeksi peta.
Proyeksi Peta: Pengertian dan Macam

Pengertian Proyeksi Peta

Pengertian proyeksi peta secara sederhana dapat diartikan, sebagai cara pemindahan sistem paralel dan meridian yang ditetapkan pada bidang spheroid (globe) yang lengkung ke bidang datar (peta). Cara pemindahan ini dilakukan dengan sistematis dan matematis, agar kesalahan yang diperoleh sekecil-kecilnya. Kesalahan ini pasti terjadi dalam transformasi dan bidang lengkung ke bidang datar atau bidang peta, apalagi kalau daerah yang dipetakan mencakup daerah yang luas. Kesalahan yang terjadi adalah tentang jarak, arah, bentuk, dan luas.
Salah satu faktor yang terpenting perlu diketahui oleh pengguna peta adalah tentang sifat dan berbagai jenis proyeksi peta, atau pembaca peta segera mengetahui untuk apa peta itu dapat digunakan. Misalnya, (a) peta yang akan digunakan untuk kepentingan membandingkan besar kecilnya luas negara, haruslah mencari peta dengan proyeksi peta yang mempertahankan kebenaran luas, yaitu proyeksi-proyeksi equvalent (equal area), (b) peta yang akan digunakan untuk kepentingan navigasi, mestinya unsur arah harus dipertahankan kebenarannya, contoh : proyeksi Mercator (bersifat orthomarfik atau conformal atau bentuk dan arahnya benar).
Faktor lain dalam memahami proyeksi peta adalah lokasi daerah atau pada bagian mana dan daerah yang akan dipetakan. Proyeksi silinder tertentu sangat baik digunakan untuk daerah-daerah di ekuator, karena kebenaran unsur geometris di daerah ini dapat dipertahankan semaksimal mungkin. Proyeksi yang baik untuk daerah kutub akan menggunakan bidang proyeksi bidang datar yang menyinggung salah satu kutub. 

Macam Macam Proyeksi Peta

Macam-macam proyeksi peta secara garis besar proyeksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1.      Proyeksi Peta Azimuthal

Proyeksi azimuthal bidang proyeksi berupa bidang datar dan menyinggung salah satu kutub. Daerah kutub dan sekitar kutub, cukup baik digambarkan dengan proyeksi ini karena tidak banyak kesalahan.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhnnENFpdiI5ap8nEFIGdCcYOGyu0AJ5ebV0VCNvhd-I4jEkBBJNmMf28dsvd57LL8_7tObcB4f2NodkFsBNUHecIpHUVS0m4_83BZ0pjgRISI2RQB2kvmiZ0IztRcz9jaczOrTEs9EZGDX/s1600/

2.      Proyeksi Peta Silinder

Proyeksi silinder bidang proyeksi menyinggung ekuator, dan digunakan untuk di daerah di ekuator dan sekitar ekuator, karena kesalahan di daerah ini tidak ada atau sangat kecil.
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjAK16oxk7QKOl-6hzRIfgJdRzyGSj-oNDpEdjs9-5zoKv9xOaTCO7qeLSbVo84k9KY9KMEjdWGgxvC_WQJ6oFs6Tg9UHexDK4uTuhxE8T7RCnQYNCYmHqPTP7IL68NPCW3ucLlE_3KtPV1/s1600/
3.      Proyeksi Peta Kerucut
Proyeksi kerucut bidang proyeksi berupa kerucut dan menyinggung salah satu paralel di sekitar lintang tengah. dan baik digunakan di daerah ini karena kesalahan yang sangat kecil, sedang pada paralel singgung kesalahan tidak ada.
macam macam proyeksi peta
Segi sifat kebenaran yang dipertahankan masing-masing proyeksi peta tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut.
  • Proyeksi Ekuidistant, yaitu unsur jarak pada arah tertentu, dipertahankan kebenarannya.
  • Proyeksi konformal atau ortomorfik yaitu unsur bentuk dan arah dipertahankan kebenarannya.
  • Proyeksi Ekuivalent atau equal area yaitu unsur luas tetap dipertahankan kebenarannya walaupun bentuknya sudah tidak sesuai lagi dengan sebenarnya.
Di samping itu, dikenal pula proyeksi peta yang disebut sebagai proyeksi peta yang konvensional, yang termasuk pada proyeksi silinder, misalnya proyeksi mercator,proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) yang sekarang banyak digunakan untuk pemetaan daerah per daerah (zone per zone), Contoh di Indonesia, yaitu Peta Topografi atau Peta Rupabumi, menggunakan sistem proyeksi ini (UTM) yang kesalahannya sangat kecil. 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar