Quis V PEMETAAN SUMBER HAYATI LAUT
Nama : Martina Novalia Pasaribu
Npm : E1i013042
Prodi : Ilmu Kelautan. Universitas Bengkulu
GARIS LINTANG DAN GARIS BUJUR
Bagi seorang pelaut
professional kemampuan membaca peta adalah keterampilan yang harus dimiliki.
Terutama untuk personil deck. Untuk menentukan jalur pelayarannya hingga ke
pelabuhan tujuan sangat tergantung dengan kemampuan itu. Meskipun perlengkapan
GPS dewasa ini sudah banyak digunakan dalam pelayaran. Pada periode tertentu,
biasanya ditentukan setelah setengah atau satu jam, posisi kapal harus
diketahui sehingga jika arah kapal keluar dari jalur bisa segera dikoreksi.
Menentukan posisi kapal hanya mungkin dilakukan jika pelaut mampu menentukan
titik koordinat pada peta. Setelah diketahui koordinatnya, posisi pada peta
bisa segera disebutkan.
Sedangkan yang
disebut koordinat adalah titik pertemuan (titik potong) antara Garis Lintang
dan Bujur. Jika suatu tempat sudah bisa disebutkan Garis Lintang dan Bujur-nya
maka dapat segera dicari posisinya pada peta yang sudah dilengkapi dengan kedua
garis tersebut. Kita hanya tinggal melihat angka derajatnya yang tertulis pada
sisi gambar peta. Titik pertemuan kedua garis itu dianggap telah menyebutkan
posisi suatu tempat pada peta.
Dalam menentukan
titik koordinat, orang sangat dibantu dengan adanya garis lintangdan garis bujur, dua garis maya yang
sangat berperan penting dalam pemetaan. Garis lintang itu adalah garis maya yang melingkari bumi
ditarik dari arah barat hingga ke timur atau sebaliknya , sejajar dengan
equator (garis khatulistiwa). Garis lintang terus melingkari bumi, dari equator
hingga ke bagian kutub utara dan kutub selatan bumi. Menurut penamaannya,
kelompok garis yang berada di sebelah selatan equator disebut Lintang Selatan
(S). Sedangkan kelompok garis yang berada di sebelah utara equator disebut
Lintang Utara (U). Jarak antar garis dihitung dalam satuan derajat. Garis
lintang yang tepat berada pada garis khatulistiwa disebut sebagai 0º (nol
derajat). Makin ke utara atau ke selatan, angka derajatnya makin besar hingga
pada angka 90º (Sembilan puluh derajat) pada ujung kutub utara atau kutub
selatan. Satuan derajat bisa juga disebut Jam sehingga setiap derajat terbagi
menjadi 60 menit (diberi symbol ") dan setiap menit terbagi lagi menjadi
60 detik (diberi symbol '). Jika misalnya garis lintang suatu tempat tertulis
seperti ini : 57º 27" 14' S, maka dibaca sebagai 57 derajat 27 menit 14
detik Lintang Selatan. Pada system pemetaan internasional huruf U sebagai
Lintang Utara diganti dengan huruf N (North). Sedangkan Lintang Selatan tetap
menggunakan huruf S karena Selatan dalam bahasa Inggris (South) juga berawalan
huruf S.
Yang disebut sebagai Garis Bujur adalah garis maya yang ditarik dari kutub utara hingga ke kutub selatan atau sebaliknya. Dengan pengetahuan seperti itu berarti derajat antar garis bujur semakin melebar di daerah khatulistiwa dan makin menyempit di daerah kutub. Jika pada Garis Lintang, daerah yang dilalui garis khatulistiwa (equator dianggap) sebagai nol derajat, untuk Garis Bujur, tempat yang dianggap sebagai nol derajat adalah garis dari kutub utara ke kutub selatan yang tepat melintasi kota Greenwich di Inggris. Jadi, garis bujur yang berada di sebelah barat Greenwich disebut Bujur Barat dan garis yang berada disebelah timur disebut Bujur Timur. Jarak kedua garis bujur itu dari Greenwich hingga pada batas 180º (seratus delapan puluh derajat). Pada jarak itu, Bujur Barat dan Bujur Timur kembali bertemu.
Yang disebut sebagai Garis Bujur adalah garis maya yang ditarik dari kutub utara hingga ke kutub selatan atau sebaliknya. Dengan pengetahuan seperti itu berarti derajat antar garis bujur semakin melebar di daerah khatulistiwa dan makin menyempit di daerah kutub. Jika pada Garis Lintang, daerah yang dilalui garis khatulistiwa (equator dianggap) sebagai nol derajat, untuk Garis Bujur, tempat yang dianggap sebagai nol derajat adalah garis dari kutub utara ke kutub selatan yang tepat melintasi kota Greenwich di Inggris. Jadi, garis bujur yang berada di sebelah barat Greenwich disebut Bujur Barat dan garis yang berada disebelah timur disebut Bujur Timur. Jarak kedua garis bujur itu dari Greenwich hingga pada batas 180º (seratus delapan puluh derajat). Pada jarak itu, Bujur Barat dan Bujur Timur kembali bertemu.
Garis bujur inilah
yang pada perkembangannya dijadikan sebagai patokan dalam menentukan waktu di
berbagai belahan dunia. Sehingga sering kali pada setiap kapal terdapat dua jam
yang digunakan. Jam yang menunjukkan waktu berdasarkan waktu di kota Greenwich
dan jam yang menunjukkan waktu lokal atau berdasarkan matahari. Selisih dari
dua jam yang berbeda itulah para pelaut secara praktis dapat menentukan derajat
garis bujur dimana mereka berada. Sama seperti garis lintang, jarak antar garis
bujur juga disebutkan dalam satuan derajat. Penulisannya pada koordinat juga
sama seperti penulisan untuk Garis Lintang. Yang membedakan hanyalah symbol
huruf di belakangnya. Misalnya huruf B untuk Bujur Barat dan huruf T untuk
Bujur Timur. Pada peta internasional, huruf E (East) untuk Bujur Timur dan
huruf W (West) untuk Bujur Barat.
Ternyata pengetahuan tentang Garis Lintang dan Bujur ini sudah cukup lama didapat orang. Kabarnya Eratosthenes, seorang ahli matematika dan juga seorang ahli geografi dari Yunani sudah pernah membicarakan tentang Garis Lintang dan Bujur ini pada abad ketiga sebelum masehi. Dan pada abad kedua setelah masehi, Hipparchus adalah orang yang dianggap pertama kali menggunakan kedua garis ini untuk menentukan posisi suatu tempat. Di kemudian hari pengetahuan dan penggunaan Garis Lintang dan Bujur makin disempurnakan oleh para ahli setelah mereka berdua.
sumber :
Ternyata pengetahuan tentang Garis Lintang dan Bujur ini sudah cukup lama didapat orang. Kabarnya Eratosthenes, seorang ahli matematika dan juga seorang ahli geografi dari Yunani sudah pernah membicarakan tentang Garis Lintang dan Bujur ini pada abad ketiga sebelum masehi. Dan pada abad kedua setelah masehi, Hipparchus adalah orang yang dianggap pertama kali menggunakan kedua garis ini untuk menentukan posisi suatu tempat. Di kemudian hari pengetahuan dan penggunaan Garis Lintang dan Bujur makin disempurnakan oleh para ahli setelah mereka berdua.
sumber :
wikipedia.org
http://www.bunyu-online.com
http://yasiranak252.blogspot.com
Pengertian dan Macam Proyeksi Peta
Suatu
peta merupakan penyajian grafis yang menggambarkan permukaan bumi, yang
berbentuk lengkung (permukaan seperti bola) menjadi penyajian pada bidang
datar. Perubahan penyajian dan bidang lengkung ke bidang datar ini, mempunyai
konsekuensi adanya kesalahan, apalagi daerah yang dipetakan mencakup daerah
yang luas, apalagi seluas permukaan bumi. Sistem transformasi dan permukaan
bumi yang berbentuk bola ke permukaan bidang datar ini disebut proyeksi peta.
Pengertian
Proyeksi Peta
Pengertian
proyeksi peta secara sederhana dapat diartikan, sebagai cara pemindahan sistem
paralel dan meridian yang ditetapkan pada bidang spheroid (globe) yang lengkung ke bidang datar (peta).
Cara pemindahan ini dilakukan dengan sistematis dan matematis, agar kesalahan
yang diperoleh sekecil-kecilnya. Kesalahan ini pasti terjadi dalam transformasi
dan bidang lengkung ke bidang datar atau bidang peta, apalagi kalau daerah yang
dipetakan mencakup daerah yang luas. Kesalahan yang terjadi adalah tentang
jarak, arah, bentuk, dan luas.
Salah satu faktor yang terpenting perlu
diketahui oleh pengguna peta adalah tentang sifat dan berbagai jenis proyeksi
peta, atau pembaca peta segera mengetahui untuk apa peta itu dapat digunakan.
Misalnya, (a) peta yang akan digunakan untuk kepentingan membandingkan besar
kecilnya luas negara, haruslah mencari peta dengan proyeksi peta yang
mempertahankan kebenaran luas, yaitu proyeksi-proyeksi equvalent (equal area), (b) peta yang akan
digunakan untuk kepentingan navigasi, mestinya unsur arah harus dipertahankan
kebenarannya, contoh : proyeksi Mercator (bersifat orthomarfik atau conformal atau bentuk dan arahnya benar).
Faktor lain dalam memahami proyeksi peta
adalah lokasi daerah atau pada bagian mana dan daerah yang akan dipetakan.
Proyeksi silinder tertentu sangat baik digunakan untuk daerah-daerah di
ekuator, karena kebenaran unsur geometris di daerah ini dapat dipertahankan
semaksimal mungkin. Proyeksi yang baik untuk daerah kutub akan menggunakan
bidang proyeksi bidang datar yang menyinggung salah satu kutub.
Macam
Macam Proyeksi Peta
Macam-macam
proyeksi peta secara garis besar proyeksi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Proyeksi Peta Azimuthal
Proyeksi azimuthal bidang proyeksi berupa
bidang datar dan menyinggung salah satu kutub. Daerah kutub dan sekitar kutub, cukup
baik digambarkan dengan proyeksi ini karena tidak banyak kesalahan.
2. Proyeksi Peta Silinder
Proyeksi silinder bidang proyeksi menyinggung
ekuator, dan digunakan untuk di daerah di ekuator dan sekitar ekuator, karena
kesalahan di daerah ini tidak ada atau sangat kecil.
3.
Proyeksi
Peta Kerucut
Proyeksi kerucut bidang proyeksi berupa
kerucut dan menyinggung salah satu paralel di sekitar lintang tengah. dan baik
digunakan di daerah ini karena kesalahan yang sangat kecil, sedang pada paralel
singgung kesalahan tidak ada.
Segi sifat kebenaran yang dipertahankan
masing-masing proyeksi peta tersebut dapat dikelompokkan sebagai berikut.
- Proyeksi Ekuidistant, yaitu unsur
jarak pada arah tertentu, dipertahankan kebenarannya.
- Proyeksi konformal atau ortomorfik yaitu
unsur bentuk dan arah dipertahankan kebenarannya.
- Proyeksi Ekuivalent atau equal area yaitu
unsur luas tetap dipertahankan kebenarannya walaupun bentuknya sudah tidak
sesuai lagi dengan sebenarnya.
Di samping itu, dikenal pula proyeksi peta yang disebut sebagai proyeksi
peta yang konvensional, yang termasuk pada proyeksi silinder, misalnya proyeksi mercator,proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) yang sekarang banyak digunakan untuk
pemetaan daerah per daerah (zone per zone), Contoh di Indonesia, yaitu Peta
Topografi atau Peta Rupabumi, menggunakan sistem proyeksi ini (UTM) yang
kesalahannya sangat kecil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar